Asuhan Keperawatan Pasien dengan Depresi

| | 0 comments


Proses Terjadinya Masalah

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.

Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.

Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedah¬an, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.

Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

Masalah Keperawatan Yang Perlu di Kaji

1. Gangguan alam perasaan: depresi

a. Data subyektif
  • Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
b. Data obyektif
  • Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.Kadang kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.Proses berpikir terlambat, seolah olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadang kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu.
2. Koping maladaptif
  • DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
  • DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.
Diagnosa Keperawatan
  1. Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.
  2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
Intervensi Keperawatan

a. Tujuan umum :
  • Klien tidak mencederai diri.
b. Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:
  • Perkenalkan diri dengan klien
  • Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati
  • Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
  • Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya
  • Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah dimengerti
  • Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.
2. Klien dapat menggunakan koping adaptif

Tindakan :
  • Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat memahami apa yang dirasakan pasien.
  • Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan sedih/menyakitkan
  • Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan
  • Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.
  • Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima
  • Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
  • Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.
3. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri

Tindakan :
  • Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
  • Jauhkan dan simpan alat alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
  • Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.
  • Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh perawat/petugas.
4. Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan :
  • Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusannya.
  • Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
  • 4Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan dukungan sosial

Tindakan :
  • Kaji dan manfaatkan sumber sumber eksternal individu (orang orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
  • Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
  • Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

Tindakan :
  • Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
  • Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
  • Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
  • Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.


setelah di baca, jangan lupa di share yah biar semua tau tentang informasinya...terimakasih!!


0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Blog Ini Dofollow
Dilarang SPAM dan Menyisipkan Link Aktif di dalam komentar
Komentar yang tidak sesuai dengan isi postingan, tidak akan di publish!!

free web site traffic and promotion
 
© Copyright 2010. yoedhasflyingdutchman . All rights reserved | yoedhasflyingdutchman is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com