Asuhan Keperawatan Pasien dengan Ventilasi Mekanik

| | 3 comments


Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator. Dalam mengkaji klien, perawat mengevaluasi hal-hal berikut :
  1. Tanda-tanda vital
  2. Bukti adanya hipoksia
  3. Frekuensi dan pola pernafasan
  4. Bunyi nafas
  5. Status neurologis
  6. Volume tidal, ventilasi semenit, kapasitas vital kuat
  7. Kebutuhan pengisapan
  8. Upaya ventilasi spontan klien
  9. Status nutrisi
  10. Status psikologis
1. Pengkajian Kardiovaskuler
  • Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif. Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung. Tekanan positif yang berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli. Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension, yang lebih jauh lagi mengganggu arus balik vena, curah jantung dan tekanan darah. Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisah,gugup, kelam fakir, takikardi, takipnoe, pucat yang berkembang menjadi sianosis, berkeringat dan penurunan haluaran urin).

Readmore..

Ventilasi Mekanik

| | 1 comments


Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama. (Brunner dan Suddarth, 1996).

Klasifikasi

Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi, dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif.

1. Ventilator Tekanan Negatif
  • Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal. Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya. Ventilator jenis ini digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi neurovaskular seperti poliomyelitis, distrofi muscular, sklerosisi lateral amiotrifik dan miastenia gravis. Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering.
2. Ventilator Tekanan Positif
  • Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi. Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau trakeostomi. Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru primer. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus, waktu bersiklus dan volume bersiklus. Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang telah ditetapkan seluruhnya tercapai, dan kemudian siklus mati. Ventilator tekanan bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan. Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi setelah waktu ditentukan. Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan inspirasi dan frekuensi aliran udara . Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi. Ventilator volume bersiklus yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah ditentukan. Jika volume preset telah dikirimkan pada klien , siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif. Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator tekanan positif yang paling banyak digunakan.

Readmore..

Asuhan Keperawatan Pasien dengan CHF

| | 0 comments


Pengkajian

Gagal serambi kiri/kanan dari jantung mengakibtkan ketidakmampuan memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan terjadinya kongesti pulmonal dan sistemik. Karenanya diagnostik dan teraupetik berlnjut . GJK selanjutnya dihubungkan dengan morbiditas dan mortalitas.

1. Aktivitas/istirahat
  • Gejala: Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
  • Tanda: Gelisah, perubahan status mental misalnya: letargi, tanda vital berubah pad aktivitas.
2. Sirkulasi
  • Gejala: Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit jantung , bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septic, bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen.
  • Tanda:TD; mungkin rendah (gagal pemompaan), Tekanan Nadi ; mungkin sempit, Irama Jantung; Disritmia, Frekuensi jantung; Takikardia, Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah posisi secara inferior ke kiri, Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat, terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah, Murmur sistolik dan diastolic, Warna; kebiruan, pucat abu-abu, sianotik, Punggung kuku; pucat atau sianotik dengan pengisian, kapiler lambat, Hepar ; pembesaran/dapat teraba, Bunyi napas; krekels, ronkhi, Edema; mungkin dependen, umum atau pitting khususnya pada ekstremitas

Readmore..

Congestive Heart Failure (CHF)

| | 0 comments


Pengertian

Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini adalah pertama defenisi gagal adalah relatif terhadap kebtuhan metabolic tubuh, kedua penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium; gagal miokardium umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik sirkulai dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya.

Istilah gagal sirkulasi lebih bersifat umum dari pada gagal jantung. Gagal sirkulasi menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskuler untuk melakukan perfusi jaringan dengan memadai. Defenisi ini mencakup segala kelainan dari sirkulasi yang mengakibatkan perfusi jaringan yang tidak memadai, termasuk perubahan dalam volume darah, tonus vaskuler dan jantung. Gagal jantung kongetif adalah keadaan dimana terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal
jantung dan mekanisme kompenstoriknya. Gagal jantung kongestif perlu dibedakan dengan istilah yang lebih umum yaitu. Gagal sirkulasi, yang hanya berarti kelebihan bebabn sirkulasi akibat bertambahnya volume darah pada gagal jantung atau sebab-sebab diluar jantung, seperti transfusi yang berlebihan atau anuria.

Readmore..

Konsep Psikososial

| | 0 comments


Latar Belakang

Manusia adalah makluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan tersebut disebut sehat. Sedangkan orang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan dirinya dan lingkungan.

Kilen masuk rumah sakit dan dirawat mengalami sters fisik dan mental baik dari diri sendiri, lingkungan, maupun keluarga.

Pada heirarki kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi diri. Untuk mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat.

Konsep Diri

Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi melalui mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.

Pembentukan konsep diri ini sangat tergantung dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan lingkungannya.

Komponen Konsep Diri

1. Citra Tubuh
  • Citra tubuh adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.
2. Ideal Diri
  • Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku.Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
3. Harga Diri
  • Harga diri adalah penilaian terhadap hasil pencaian yang dicapai dengan menganalisis sejauh mana perilaku yang sesuai dengan ideal diri. Jika individu selau sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan cenderung harga dirinya rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
4. Peran Diri
  • Peran diri adalah pola, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan fungsinya di dalam masyarakat.
5. Identitas Diri
  • Identitas diri adalah kesadaran akan dirinay sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Readmore..

Konsep Personal Hygiene

| | 2 comments


Pengertian

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat pentinu dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Fisiologi Kulit

Sistem integumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan di bawah kulit dan pelengkapnya, seperti kelenjar dan kuku. Kulit terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisan epidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel-sel epitel ini mudah sekali mengalami regeneras. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah. Lapisan kedua adalah lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot, saraf folikel rambut dan kelenjar. Pada kulit terdapat 2 kelenjar : pertama kelnejar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebun yang berfungsi meminyaki kulit dan rambut. Kedua, kelenjar serumen yang terdapat dalam telingga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna cokelat.

Readmore..

Sepsis

| | 0 comments


Pengertian

Sepsis pada periode neonatal adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan penyakit sistemik simtomatik dan bakteri dalam darah.

Etiologi dan Epidemiologi

Organisme tersering sebagai penyebab penyakit adalah Escherichia Coli dan streptokok grup B (dengan angka kesakitan sekitar 50 – 70 %), Stapylococcus aureus, enterokok, Klebsiella-Enterobacter sp., Pseudomonas aeruginosa, Proteus sp., Listeria monositogenes dan organisme yang anaerob.

Faktor-faktor dari ibu dan organisme diperoleh dari cairan ketuban yang terinfeksi atau ketika janin melewati jalan lahir (penyakit yang mempunyai awitan dini), bayi mungkin terinfeksi dalam lingkungannya atau dari sejumlah sumber dari rumah sakit (penyakit yang mempunyai awitan lambat)

Tanda dan gejala

Gejala infeksi sepsis pada neonatus ditandai dengan :
  1. Suhu tubuh yang abnormal (hiper- atau hipotermi),
  2. Ikterus,
  3. Kesulitan pernafasan,
  4. Hepatomegali,
  5. Distensi abdomen,
  6. Anoreksia,
  7. Muntah-muntah, dan
  8. Letargi.
  9. Jaundice (sakit kuning)
  10. kejang

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Bayi dengan Sepsis

    | | 0 comments


    Pengkajian

    1. Identitas Klien

    2. Riwayat Penyakit
    • Keluhan utama : Klien datang dengan tubuh berwarna kuning, letargi, kejang, tak mau menghisap, lemah.
    • Riwayat penyakit sekarang : Pada permulaannya tidak jelas, lalu ikterik pada hari kedua , tapi kejadian ikterik ini berlangsung lebih dari 3 mg, disertai dengan letargi, hilangnya reflek rooting, kekakuan pada leher, tonus otot meningkat serta asfiksia atau hipoksia.
    • Riwayat penyakit dahulu : Ibu klien mempunyai kelainan hepar atau kerusakan hepar karena obstruksi.
    • Riwayat penyakit keluarga : Orang tua atau keluarga mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan hepar atau dengan darah.
    3. Riwayat Tumbuh Kembang
    • Riwayat prenatal : Anamnesis mengenai riwayat inkompatibilitas darah, riwayat transfusi tukar atau terapi sinar pada bayi sebelumnya, kehamilan dengan komplikasi, obat yang diberikanpd ibu selama hamil / persalinan, persalinan dgntindakan / komplikasi.
    • Riwayat neonatal : Secara klinis ikterus pada neonatal dapat dilihatsegera setelah lahir atau beberapa hari kemudian. Ikterus yang tampakpun ssngat tergantung kepada penyebeb ikterus itu sendiri. Bayi menderita sindrom gawat nafas, sindrom crigler-najjar, hepatitis neonatal, stenosis pilorus, hiperparatiroidisme, infeksi pasca natal dan lain-lain.
    4. Riwayat Imunisasi

    5. Pemeriksaan Fisik

    Inspeksi
    • Kulit kekuningan
    • Sulit bernafas
    • Letargi
    • Kejang
    • Mata berputar
    Palpasi
    • Tonus otot meningkat
    • Leher kaku
    Auskultasi

    Perkusi

    6.Studi Diagnosis
    • Pemeriksaan biliribin direct dan indirect, golongan darah ibu dan bayi, Ht, jumlah retikulosit, fungsi hati dan tes thyroid sesuai indikasi.

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Bayi dengan Asfiksia

    | | 0 comments


    Pengkajian

    1. Sirkulasi
    • Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt. Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).
    • Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat di kiri dari mediastinum pada ruang intercosta III/ IV.
    • Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.
    • Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.
    2. Eliminasi
    • Dapat berkemih saat lahir.
    3. Makanan/ cairan
    • Berat badan : 2500-4000 gram
    • Panjang badan : 44-45 cm
    • Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
    4. Neurosensori
    • Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
    • Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas). Penampilan asimetris (molding, edema, hematoma).
    • Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan abnormalitas genetik, hipoglikemi atau efek narkotik yang memanjang)
    5. Pernafasan
    • Skor APGAR : 1 menit......5 menit....... skor optimal harus antara 7-10.
    • Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.
    • Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya silindrik thorak : kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
    6. Keamanan
    • Suhu rentang dari 36,5º C sampai 37,5º C. Ada verniks (jumlah dan distribusi tergantung pada usia gestasi).
    • Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat, warna merah muda atau kemerahan, mungkin belang-belang menunjukkan memar minor (misal : kelahiran dengan forseps), atau perubahan warna herlequin, petekie pada kepala/ wajah (dapat menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan dengan kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi telengiektasis (kelopak mata, antara alis mata, atau pada nukhal) atau bercak mongolia (terutama punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal)

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan Tetanus

    | | 0 comments


    Pengkajian

    1. Pengkajian umum
    • Riwayat penyakit sekarang : adanya luka parah dan luka bakar dan imunisasi yang tidak adekuat.
    2. Pengkajian khusus
    • System pernafasan : dyspnea asfiksia dan sianosis akibat kontraksi oto pernafasan.
    • System cardiovascular : disritmia, takicardi, hipertensi dan perdarahan, suhu tubuh awalnya 38 - 40°Catau febris sampai ke terminal 43 - 44°C.
    • System neurologis : irritability (awal), kelemahan, konvulsi (akhir), kelumpuhan satu atau beberapa saraf otak.
    • System perkemihan : retensi urine (distensi kandung kemih dan urine output tidak ada/oliguria)
    • System pencernaan : konstipasi akibat tidak ada pergerakan usus.
    • System integument dan muskuloskletal : nyeri kesemutan pada tempat luka, berkeringatan (hiperhidrasi), pada awalnya didahului trismus, spasme otot muka dengan peningkatan kontraksi alis mata, risus sardonicus, otot kaku dan kesulitan menelan.
    • Apabila hal ini berlanjut terus maka akan terjadi status konvulsi dan kejang umum. ( Marlyn Doengoes, Nursing care Plan, 1993)
    Diagnosa Keperawatan
    1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sputum pada trakea dan spasme otot pernafasan.
    2. Gangguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan
    3. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan efek toksin ( bakterimia )
    4. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah
    5. Hubungan interpersonal terganggu berhubungan dengan kesulitan bicara
    6. Gangguan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kondisi lemah dan sering kejang
    7. Resiko terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang kurang dan oliguria
    8. Resiko terjadi cedera berhubungan dengan sering kejang
    9. Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit tetanus dan penanggulangannya berhubungan dengan kurangnya informasi
    10. Kurangnya kebutuhan istirahat berhubungan dengan sering kejang

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan Thalasemia

    | | 2 comments


    Pengkajian

    1. Asal Keturunan / Kewarganegaraan
    • Thalasemia banyak dijumpai pada bangsa di sekitar laut Tengah (Mediteranial) seperti Turki, Yunani, dll. Di Indonesia sendiri, thalasemia cukup banyak dijumpai pada anak, bahkan merupakan penyakit darah yang paling banyak diderita.
    2. Umur
    • Pada penderita thalasemia mayor yang gejala klinisnya jelas, gejala telah terlihat sejak anak berumur kurang dari 1 tahun, sedangkan pada thalasemia minor biasanya anak akan dibawa ke RS setelah usia 4 tahun.
    3. Riwayat Kesehatan Anak
    • Anak cenderung mudah terkena infeksi saluran pernapasan atas atau infeksi lainnya. Ini dikarenakan rendahnya Hb yang berfungsi sebagai alat transport.
    4. Pertumbuhan dan Perkembangan
    • Seirng didapatkan data adanya kecenderungan gangguan terhadap tumbang sejak masih bayi. Terutama untuk thalasemia mayor, pertumbuhan fisik anak, adalah kecil untuk umurnya dan adanya keterlambatan dalam kematangan seksual, seperti tidak ada pertumbuhan ramput pupis dan ketiak, kecerdasan anak juga mengalami penurunan. Namun pada jenis thalasemia minor, sering terlihat pertumbuhan dan perkembangan anak normal.
    5. Pola Makan
    • Terjadi anoreksia sehingga anak sering susah makan, sehingga BB rendah dan tidak sesuai usia.
    6. Pola Aktivitas
    • Anak terlihat lemah dan tidak selincah anak seusianya. Anak lebih banyak tidur/istirahat karena anak mudah lelah.
    7. Riwayat Kesehatan Keluarga
    • Thalasemia merupakan penyakit kongenital, jadi perlu diperiksa apakah orang tua juga mempunyai gen thalasemia. Jika iya, maka anak beresiko terkena talasemia mayor.
    8. Riwayat Ibu Saat Hamil (Ante natal Core – ANC)
    • Selama masa kehamilan, hendaknya perlu dikaji secara mendalam adanya faktor resiko talasemia. Apabila diduga ada faktor resiko, maka ibu perlu diberitahukan resiko yang mungkin sering dialami oleh anak setelah lahir.
    9. Data Keadaan Fisik Anak Thalasemia
    • KU = lemah dan kurang bergairah, tidak selincah anak lain yang seusia.
    • Kepala dan bentuk muka. Anak yang belum mendapatkan pengobatan mempunyai bentuk khas, yaitu kepala membesar dan muka mongoloid (hidung pesek tanpa pangkal hidung), jarak mata lebar, tulang dahi terlihat lebar.
    • Mata dan konjungtiva pucat dan kekuningan
    • Mulut dan bibir terlihat kehitaman
    • Dada, Pada inspeksi terlihat dada kiri menonjol karena adanya pembesaran jantung dan disebabkan oleh anemia kronik.
    • Perut, Terlihat pucat, dipalpasi ada pembesaran limpa dan hati (hepatospek nomegali).
    • Pertumbuhan fisiknya lebih kecil daripada normal sesuai usia, BB di bawah normal
    • Pertumbuhan organ seks sekunder untuk anak pada usia pubertas tidak tercapai dengan baik. Misal tidak tumbuh rambut ketiak, pubis ataupun kumis bahkan mungkin anak tidak dapat mencapai tapa odolense karena adanya anemia kronik.
    • Kulit, Warna kulit pucat kekuningan, jika anak telah sering mendapat transfusi warna kulit akan menjadi kelabu seperti besi. Hal ini terjadi karena adanya penumpukan zat besi dalam jaringan kulit (hemosiderosis).

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan DBD

    | | 0 comments


    Pengkajian

    1. Identitas
    • DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa (Effendy, 1995).
    2. Keluhan Utama
    • Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.
    3. Riwayat penyakit sekarang
    • Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
    4. Riwayat penyakit terdahulu
    • Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.
    5. Riwayat penyakit keluarga
    • Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.
    6. Riwayat Kesehatan Lingkungan
    • Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.
    7. Riwayat Tumbuh Kembang

    Pengkajian Per Sistem

    1. Sistem Pernapasan
    • Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
    2. Sistem Persyarafan
    • Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS
    3. Sistem Cardiovaskuler
    • Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
    4. Sistem Pencernaan
    • Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
    5. Sistem perkemihan
    • Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
    6. Sistem Integumen.
    • Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
    Diagnosa Keperawatan
    1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
    2. Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
    3. Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
    4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
    5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah (trombositopeni).
    6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi anak.
    7. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, efek prosedur, dan perawatan anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat informasi.

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan Malaria

    | | 1 comments


    Pengkajian

    1. Aktivitas/ istirahat
    • Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum
    • Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
    2. Sirkulasi
    • Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi), hipovolemia,penurunan aliran darah.
    3. Eliminasi
    • Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
    • Tanda : Distensi abdomen
    4. Makanan dan cairan
    • Gejala : Anoreksia mual dan muntah
    • Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.
    5. Neuro sensori
    • Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.
    • Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma.
    6. Pernapasan.
    • Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan .
    • Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
    7. Penyuluhan/ pembelajaran
    • Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol, riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/ prosedur invasif, luka traumatik.

    Readmore..

    Asfiksia

    | | 0 comments


    Pengertian

    Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan adekuat

    Patofisiologi

    Dapat disebabkan oleh semua keadaan yang menyebabkan gangguan pertukaran O2 dan CO2, sehingga berakibat :
    1. O2 tidak cukup dalam darah yang disebut hipoksia
    2. CO2 tertimbun dalam darah yang disebut hipercapnea.
    Sebagai akibatnya dapat menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau campuran dengan asidosis metabolik karena mengalami metabolisme anaerob, juga dapat mengalami hipoglikemia.

    Gejala Klinik
    1. Pernapasan terganggu
    2. Detik jantung menurun
    3. Refleks/ respons bayi melemah
    4. Tonus otot menurun
    5. Warna kulit biru atau pucat.
    Diagnosa

    Dengan menilai Apgar Score pada menit ke1
    1. Hasil Apgar Score : 0 – 3 : Asfiksia Berat
    2. Hasil Apgar Score : 4 – 6 : Asfiksia Sedang
    3. Hasil Apgar Score : 7 – 10: Normal.
    Klinis

    1. Detik jantung
    • 0 : Tidak ada
    • 1 : Kurang dari 100/menit
    • 2 : Lebih dari 100/menit
    2. Pernapasan
    • 0 : Tidak ada
    • 1 : Tidak teratur
    • 2 : Tangis kuat
    3. Reflek waktu jalan napas dibersihkan
    • 0 : Tidak ada
    • 1 : Menyeringai
    • 2 : Batuk/bersin
    4. Tonus otot
    • 0 : Lunglai
    • 1 : Fleksi ekstermitas (lemah)
    • 2 : Fleksi kuat Gerak aktif
    5. Warna kulit
    • 0 : Biru pucat
    • 1 : Tubuh merah Ekstermitas biru
    • 2 : Merah seluruh Tubuh

    Readmore..

    Demam Berdarah Dangue ( DBD )

    | | 0 comments


    Pengertian

    Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.

    Tanda Dan Gejala

    Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi (mialgia), sakit pada otot (artralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.

    Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.

    Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
    1. Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
    2. Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
    3. Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.
    4. Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
    Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.

    Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

    Readmore..

    Thalasemia

    | | 0 comments


    Pengertian

    Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif. Ditandai oleh defisiensi produksi globin pada hemoglobin. dimana terjadi kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari). Kerusakan tersebut karena hemoglobin yang tidak normal (hemoglobinopatia)

    Komplikasi
    1. Fraktur patologis
    2. Hepatosplenomegali
    3. Gangguan Tumbuh Kembang
    4. Disfungsi organ
    Klasifikasi Thalasemia

    Secara molekuler talasemia dibedakan atas :
    1. Thalasemia a (gangguan pembentukan rantai a)
    2. Thalasemia b (gangguan p[embentukan rantai b)
    3. Thalasemia b-d (gangguan pembentukan rantai b dan d yang letak gen nya diduga berdekatan).
    4.  Thalasemia d (gangguan pembentukan rantai d)
    Secara klinis talasemia dibagi dalam 2 golongan yaitu :
    1. Thalasemia Mayor (bentuk homozigot) Memberikan gejala klinis yang jelas
    2. Thalasemia Minor biasanya tidak memberikan gejala klinis
    Gejala Klinis 

    Thalasemia mayor, gejala klinik telah terlihat sejak anak baru berumur kurang dari 1 tahun, yaitu :
    • Lemah
    • Pucat
    • Perkembangan fisik tidak sesuai dengan umur
    • Berat badan kurang
    • Tidak dapat hidup tanpa transfusi
    Thalasemia intermedia :
    • Ditandai oleh anemia mikrositik, bentuk heterozigot.
    Thalasemia minor/thalasemia trait :
    • Ditandai oleh splenomegali, anemia berat, bentuk homozigot.
    Pada anak yang besar sering dijumpai adanya :
    • Gizi buruk
    • Perut buncit karena pembesaran limpa dan hati yang mudah diraba
    • Aktivitas tidak aktif karena pembesaran limpa dan hati (Hepatomegali ), Limpa yang besar ini mudah ruptur karena trauma ringan saja
    Gejala Khas
    • Bentuk muka mongoloid yaitu hidung pesek, tanpa pangkal hidung, jarak antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar.
    • Keadaan kuning pucat pada kulit, jika sering ditransfusi, kulitnya menjadi kelabu karena penimbunan besi

    Readmore..

    Tetanus

    | | 0 comments


    Pengertian

    Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman clostiridium tetani yang dimanefestasikan dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak pada otot masester dan otot rangka.

    Etiologi

    Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh genderang berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya teteanus ini terutama oleh clostiridium tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan yang salah.

    Patofisiologi

    Suasana yang memungkinkan organisme anaerob berploriferasi dapat disebabkan berbagai keadaan antara lain :
    1. Luka tusuk dalam, misalnya luka tusuk karena paku, kuku, pecahan kaleng, pisau, cangkul dan lain-lain.
    2. Luka karena kecelakaan kerja (kena parang, kecelakaan lalu lintas).
    3. Luka ringan seperti luka gores, lesi pada mata, telinga dan tonsil.
    Cara kerja toksin

    Toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan melalui sumbu limbik masuk ke sirkulasi darah dan masuk ke Susunan Saraf Pusat (SSP). Toksin bersifak antigen , sangat mudah diikat jaringan syaraf dan bila dalam keadaan terikat tidak dapat lagi dinetralkan oleh toksin spesifik. Toksin yang bebas dalam darah sangat mudah dinetrakan oleh antitoksin spesifik.

    Readmore..

    Malaria

    | | 1 comments


    Pengertian

    Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406).
    Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000, hal 125).
    Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus plasmodium (Harijanto, 2000, hal 1).

    Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan oleh Parasit Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles (Tjay & Raharja, 2000).

    Etiologi

    Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu :
    1. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).
    2. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/ falsiparum (demam tiap 24-48 jam).
    3. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria quartana/malariae (demam tiap hari empat).
    4. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, diIndonesia dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale.
    Masa inkubasi malaria bervariasi tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies plasmodiumnya. Masa inkubasi Plasmodium vivax 14-17 hari, Plasmodium ovale 11-16 hari, Plasmodium malariae 12-14 hari dan Plasmodium falciparum 10-12 hari (Mansjoer, 2001).

    Readmore..

    Vertigo

    | | 0 comments


    Pengertian

    Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari (http://www.kalbefarma.com).

    Etiologi

    Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu :

    1. Lesi vestibular
    • Fisiologik
    • Labirinitis
    • Menière
    • Obat ; misalnya quinine, salisilat.
    • Otitis media
    • “Motion sickness”
    • “Benign post-traumatic positional vertigo”
    2. Lesi saraf vestibularis
    • Neuroma akustik
    • Obat ; misalnya streptomycin
    • Neuronitis vestibular
    3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
    • Infark atau perdarahan pons
    • Insufisiensi vertebro-basilar
    • Migraine arteri basilaris
    • Sklerosi diseminata
    • Tumor
    • Siringobulbia
    • Epilepsy lobus temporal
    Patofisiologi

    Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

    Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.

    Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya (http://www.kalbefarma.com).

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan Vertigo

    | | 0 comments


    Pengkajian

    1. Aktivitas / Istirahat
    • Letih, lemah, malaise
    • Keterbatasan gerak
    • Ketegangan mata, kesulitan membaca
    • Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala
    • Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
    2. Sirkulasi
    • Riwayat hypertensi
    • Denyutan vaskuler, misal daerah temporal
    • Pucat, wajah tampak kemerahan.
    3. Integritas Ego
    • Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
    • Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
    • Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
    • Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
    4. Makanan dan cairan
    • Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).
    • Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
    • Penurunan berat badan
    5. Neurosensoris
    • Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
    • Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
    • Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
    • Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
    • Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
    • Perubahan pada pola bicara/pola pikir
    • Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
    • Penurunan refleks tendon dalam
    • Papiledema.
    6. Nyeri/ kenyamanan
    • Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
    • Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah
    • Fokus menyempit
    • Fokus pada diri sndiri
    • Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
    • Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
    7. Keamanan
    • Riwayat alergi atau reaksi alergi
    • Demam (sakit kepala)
    • Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
    • Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus)
    8. Interaksi sosial
    • Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit.
    9. Penyuluhan / pembelajaran
    • Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
    • Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone, menopause.
    Diagnosa Keperawatan
    1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
    2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
    3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan Fraktur

    | | 0 comments



    Pengkajian

    1. Sirkulasi
    • Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).
    2. Integritas ego
    • Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor stress multiple, misalnya financial, hubungan, gaya hidup.
    • Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.
    3. Makanan / cairan
    • Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk obesitas) ; membrane mukosa yang kering (pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi).
    4. Pernapasan
    • Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
    5. Keamanan
    • Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan ; Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.
    • Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.
    6. Penyuluhan / Pembelajaran
    • Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi, kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi).
    Diagnosa Keperawatan
    1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas
    2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan/keletihan, ketidak edekuatan oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur.
    3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.
    4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.
    5. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan.
    6. Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.

    Readmore..

    Impotensi

    | | 0 comments


    Pengertian

    Impotensi (Disfungsi Ereksi) adalah ketidakmampuan untuk memulai dan mempertahankan ereksi.

    Penyebab

    Impotensi biasanya merupakan akibat dari:
    1. Kelainan pembuluh darah
    2. Kelainan persarafan
    3. Obat-obatan
    4. Kelainan pada penis
    5. Masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual.
    Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia; sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda.
    Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut.
    Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi.

    Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi.
    Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.

    Readmore..

    Atresia Bilier

    | | 0 comments


    Pengertian

    Atresia Bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal.

    Fungsi dari sistem empedu adalah membuang limbah metabolik dari hati dan mengangkut garam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di dalam usus halus.
    Pada atresia bilier terjadi penyumbatan aliran empedu dari hati ke kandung empedu. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, yang jika tidak diobati bisa berakibat fatal.

    Penyebab

    Atresia bilier terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari saluran empedu di dalam maupun diluar hati. Tetapi penyebab terjadinya gangguan perkembangan saluran empedu ini tidak diketahui.
    Atresia bilier ditemukan pada 1 dari 15.000 kelahiran.

    Gejala

    Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu berupa:
    • air kemih bayi berwarna gelap
    • tinja berwarna pucat
    • kulit berwarna kuning
    • berat badan tidak bertambah atau penambahan berat badan berlangsung lambat
    • hati membesar.
    Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan timbul gejala berikut:
    • gangguan pertumbuhan
    • gatal-gatal
    • rewel
    • tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang mengangkut darah dari lambung, usus dan limpa ke hati).
    Diagnosa

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
    Pada pemeriksaan perut, hati teraba membesar.
    • Pemeriksaan yang biasa dilakukan: Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan kadar bilirubin)
    • USG perut
    • Rontgen perut (tampak hati membesar)
    • Kolangiogram
    • Biopsi hati
    • Laparotomi (biasanya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan).

    Readmore..

    Mandul

    | | 0 comments


    Pengertian

    Mandul didefinisikan sebagai gangguan sistem reproduksi sehingga tubuh tidak mampu melakukan fungsi reproduksi. Walaupun tampaknya memperoleh anak terlihat sederhana dan alami, tetapi proses tersebut ternyata sangat kompleks dan tergantung pada beberapa hal :
    • Produksi sperma yang sehat oleh laki-laki
    • Produksi telur yang sehat oleh perempuan
    • Tuba fallopi tidak tertutup sehingga sperma dapat mencapai telur.
    • Kemampuan sperma untuk membuahi telur.
    • Kemampuan telur untuk tertanam di kandungan (rahim).
    • Kualitas embrio yang baik.
    Penyebab

    Kemandulan dapat disebabkan oleh berbagai macam sebab, antara lain gangguan pada sistem reproduksi wanita, gangguan sistem reproduksi pria, atau keduanya.

    Gangguan dari wanita antara lain :
    • Disfungsi ovulasi, yaitu gangguan hormonal sehingga tidak mampu menghasilkan telur.
    • Gangguan anatomi, misalnya sumbatan pada tuba Fallopi.
    • Endometriosis
    • Kelainan bawaan pada sistim reproduksi.
    • Infeksi, misalnya infeksi rongga panggul.
    • Gangguan imunologi, misalnya ada respon imun negatif terhadap kehamilan atau imun antisperma yang merusak sperma.

    Readmore..

    Transfusi Darah

    | | 0 comments


    Pengertian

    Transfusi darah adalah prosedur medis yang sering dilakukan. Pada transfusi, darah dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena menggunakan infus set. Transfusi darah sering dilakukan untuk mengganti darah yang hilang saat pembedahan atau akibat luka kecelakaan. Transfusi juga dilakukan jika tubuh tidak mampu memproduksi sel darah karena suatu penyakit.

    Saat transfusi darah dilakukan, pembuluh darah vena ditusuk dengan sebuah jarum kecil terbuat dari bahan elastis. Jarum tersebut terhubung dengan infus set. Melalui infus set dan jarum tersebut, darah disalurkan ke dalam tubuh. Prosedur transfusi darah biasanya memakan waktu 1 sampai 4 jam, tergantung berapa banyak darah yang mesti ditransfusikan.

    Transfusi darah merupakan prosedur yang banyak dilakukan. Setiap tahun, hampir 5 juta orang di Amerika membutuhkan transfusi darah. Kebanyakan transfusi berlangsung normal. Tetapi, beberapa diantaranya dapat terjadi komplikasi ringan. Walaupun sangat jarang, komplikasi berat dapat juga terjadi.

    Readmore..

    Chikungunya

    | | 0 comments


    Pengertian

    Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya. Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit kepala, conjunctival injection dan sedikit fotofobia.

    Ujian serologi untuk Chikungunya tersedia di Universitas Malaya di Kuala Lumpur, Malaysia. Tidak terdapat sebarang rawatan khusus bagai Chikungunya. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri sendiri dan akan sembuh sendiri. Perawatan berdasarkan gejala disarankan setelah mengetepikan penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya.

    Penyebab

    Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Meski masih "bersaudara" dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan. Penyakit Chikungunya disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Apakah penyakit ini juga disebabkan virus dengue? Lalu, apa bedanya dengan DBD dan bagaimana membedakannya? Penyakit Chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut virus Chikungunya. virus Chikungunya ini masuk keluarga Togaviridae, genus alphavirus. Sejarah Chikungunya di Indonesia Penyakit ini berasal dari daratan Afrika dan mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973.

    Readmore..

    4 Teknik Dalam Pemeriksaan Fisik

    | | 1 comments


    1. Inspeksi
    • Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.
    2. Palpasi
    • Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.
    Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
    • Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
    • Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
    • Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
    • Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
    Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.

    Readmore..

    Faktor Penyebab Osteoporosis

    | | 0 comments


    Pengertian

    Osteoporosis merupakan penyakit kelainan metabolik tulang yang ditandai dengan berkurangnya kepadatan tulang secara progresif, sehingga kekuatan menjadi sangat berkurang dan mudah terjadi patah tulang. Kerapuhan tulang terjadi jika masa tulang mulai berkurang, sehingga tulang menjadi rapuh dan keropos. Tulang mengandung beberapa mineral anatara lain kalsium dan fosfat.

    Bagian tubuh mana yang sering terkena Osteoporosis?
    1. Tulang Punggung
    2. Tulang jari tangan
    3. Tulang pangkal paha
    Faktor Penyebab Osteoporosis

    Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab atau faktor–faktor yang beresiko terkena osteoporosis, antara lain :
    1. Wanita lebih beresiko daripada pria
    2. Berusia di atas 50 tahun
    3. Wanita yang sudah berhenti haid
    4. Kekurangan hormon estrogen
    5. Mengalami pengangkatan rahim / ovarium
    6. Kurang kalsium
    7. Kurang sinar matahari dan kurang vit. D
    8. Riwayat keluarga ada yang osteoporosis
    9. Perawakan kurus, tulang kecil
    10. Orang asia lebih beresiko dibanding orang eropa
    11. Perokok
    12. Peminum kopi dan cola / minuman bersoda
    13. Peminum alkohol

    Readmore..

    Epistaksis

    | | 0 comments


    Pengertian

    Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan) adalah pardarahan yang berasal dari hidung.

    Penyebab

    1. Infeksi lokal
    • Vestibulitis
    • Sinusitis
    2. Selaput lendir yang kering pada hidung yang mengalami cedera
    • Trauma, misalnya mengorek hidung, terjatuh, terpukul, adanya benda asing di hidung, trauma pembedahan atau iritasi oleh gas yang merangsang
    • Patah tulang hidung
    3. Penyakit kardiovaskuler
    • Penyempitan arteri (arteriosklerosis)
    • Tekanan darah tinggi
    4. Infeksi sistemik
    • Demam berdarah
    • Influenza
    • Morbili
    • Demam tifoid
    5. Kelainan darah
    • Anemia aplastik
    • Leukemia
    • Trombositopenia
    • Hemofilia
    • Telangiektasi hemoragik herediter
    6. Tumor pada hidung, sinus atau nasofaring, baik jinak maupun ganas

    7. Gangguan endokrin, seperti pada kehamilan, menars dan menopause

    8. Pengaruh lingkungan, misalnya perubahan tekanan atmosfir mendadak (seperti pada penerbang dan penyelam/penyakit Caisson) atau lingkungan yang udaranya sangat dingin

    9. Benda asing dan rinolit, dapat menyebabkan mimisan ringan disertai ingus berbau busuk

    10. Idiopatik, biasanya merupakan mimisan yang ringan dan berulang pada anak dan remaja.

    Readmore..

    Gastritis

    | | 0 comments


    Pengertian

    Gastritis bersal dari dua kata yaitu gaster yang berarti lambung, dan it is berarti peradangan atau pembengkakan. Gastritis adalah suatu inflamasi yang terjadi didaerah mukosa lambung yang disebabkan oleh kuman-kuman, diman bisa terjadi secara akut dan kronis.

    Pembagian Gastritis

    1. Gastritis akut
    • Inflamasi akut dari dinding lambung yang biasannya terbatas pada bagian mukosa saja. Terjadi atas gastritis atas, gastritis eksogen dan endogen akut.
    2. Gastritis kronis
    • Inflamasi kronis pada dinding lambung yang bisa bagian mukosa saja atas sudah penetrasi kelapisan sub mukosa lambung yang kaya akan pembuluh darah. Gastritis kronis terjadi karena gastritis akut yang tidak tertangani.
    Etiologi

    Makanan minuman yang dapat mersak mukosa lambung, banyak mengkumsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan seperti yudium, kafein. Infeksi bakjteri terutama sreptococcus, stapylococcus, serta bahan kimia dan minuman yanag bersifat korosif seperti asam pekat dan soda kausatif. Makanan dan minuman yang terlalu asam, pedas, panas, berle mak juga dapat menyebabkan gastritis. Terlalu banyak berpikir atau stres dapat meningkatkan asam lambung.

    Readmore..

    Keparahan Luka Bakar

    | | 0 comments


    Dikembangkan oleh asosiasi luka bakar Amerika digunakan untuk menetukan besarnya luka bakar dan untuk memberikan kriteria yang optimal dari sumber – sumber rumah sakit untuk perawatan pasien, terdiri dari :

    1. Luka Bakar Minor
    • LB minor merupakan cedera dengan ketebalan parsial dengan luas permukaan total tubuh (LPPT) lebih kecil dari 15 % pada orang dewasa atau LPPT 10 % pada anak – anak, atau cedera ketebalan penuh dengan LPTT kurang dari 2 % yang tidak disertai dengan komplikasi apapun.
    2. Cedera Luka Bakar Sedang Tak Terkontaminasi
    • Cedera LB sedang tak terkomplikasi adalah cedera ketebalan parsial dengan LPTT dari 15 % s.d 25 % pada orang dewasa atau LPTT dari 10 % sampai 20 % pada anak – anak, atau cedera ketebalan penuh dengan LPTT kurang dari 10 % yang tanpa disertai komplikasi lain.
    3. Cedera Luka Bakar Mayor
    • Cedera ketebalan parsial dengan LPTT lebih besar dari 25 % pada orang dewasa atau LPTT lebih besar dari 20 % pada anak – anak.
    • Cedera ketebalan penuh dengan LPTT sama dengan 10 % atau lebih besar
    • Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga dan kaki
    • Cedera inhalasi
    • Cedera sengatan listrik
    • LB yang berkaitan dengan masalah – masalah ringan seperti cedera jaringan lunak, frkatur, trauma atau maslah – masalah kesehatan lain yang sudah ada sebelumnya.

    Readmore..

    Protap Pemasangan Infus

    | | 0 comments


    Pengertian

    Tindakan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian cairan infuse dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini membutuhkan kester lan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui infuse dengan memasukkan ke dalam vena ( pembuluh darah pasien ) diantaranya vena lengan ( vena safalika basilica dan mediana kubiti ), pada tungkai (vena safena ), atau pada vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis frontalis ( khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pascabedah, sebelum tranfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.

    Tujuan
    1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
    2. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi
    Alat dan bahan
    1. Standar infus
    2. Set infus
    3. Cairan sesuai program medik
    4. Jarum infus dengan ukuran yang sesuai
    5. Pengalas
    6. Torniket
    7. Kapas alkohol
    8. Plester
    9. Gunting
    10. Kasa steril
    11. Betadin
    12. Sarung tangan

    Readmore..

    Bilas Lambung

    | | 0 comments


    Pengertian

    Bilas lambung, atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara mengurasnya.Prosedur ini sudah dilakukan selama 200 tahun dengan indikasi :
    1. Keracunan obat oral kurang dari 1 jam
    2. Overdosis obat/narkotik
    3. Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas.
    4. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut.
    5. Dekompresi lambung
    6. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi
    Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh racun dari dalam tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai bersih. Untuk mengetes benar tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus didengarkan dengan menginjeksekan udara dan kemudian mendengarkannya. Hal ini untuk memastikan bahwa tube tidak masuk ke paru-paru.

    Cairan yang digunakan

    Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti Nacl 0,9 %. Pada orang dewasa menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg dalam sekali memasukkan ke lambung pasien.

    Bagaimana tindakan dilakukan

    Sebuah pipa dimasukkan kedalam lambung melalui mulut atau hidung lalu ke esophagus. Dan berakhir di lambung. Kadang-kadang obat anti nyeri/anastesi harus diberikan untuk mengurangi rasa sakit dan iritasi pada pasien. Dan mencegah pasien untuk memuntahkan kembali tube/pipa yang sedang di masukkan. Peralatan suction di siapkan apabila terjadi aspirasi isi perut. Bilas lambung terus diulangi pada pasien yang keracunan sampai perutnya bersih. Pada pasien yang tidak sadar dan tidak dapat menjaga jalan nafas mereka, sebelum dilakukan bilas lambung/ menginseresikan tube untuk bilas lambung, terlebih dahulu pada pasien dipasang intubasi.

    Readmore..

    Cacar Air

    | | 0 comments


    Epidemilogi

    Insiden terbanyak varisela terjadi pada usia 1-6 tahun dan hanya terjadi 10% pada usia lebih dari 14 tahun. Pada usia 1-14 tahun angka mortalitas varisela adalah 2 per 100.000 kasus. Angka mortalitas pada anak dengan immunocompromised lebih besar. Kejadian varisela dapat menjadi lebih berat pada neonatus, tergantung periode infeksi pada ibu (Mehta, 2006).

    Etiologi

    Varisela merupakan penyakit infeksi akut, disebabkan oleh varicella zoster virus (VZV). VZV adalah virus DNA yang tergolong dalam group herpesvirus, subfamily Alphaherpesvirinae. VZV mempunyai DNA sekuens sendiri dan amplop glikoprotein. VZV sulit diisolasikan pada kultur sel dan tumbuh paling baik tetapi lambat pada human diploid fibroblast cells (Mehta, 2006; Fox & Sande, 2001, CDC, 2005).

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan Syndrom Steven Johnson

    | | 0 comments


    Pengkajian

    1. Biodata Pasien :
    • Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan nomor register.
    2. Biodata Penaggung Jawab :
    • Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat.
    3. Riwayat Kesahatan Pasien :
    • Riwayat Kesehatan Dahulu
    • Riwayat Kesehatan Sekarang
    • Riwayat Kesehatan Keluarga
    4. Kebiasaan Sehari-hari :
    • Makan dan Minum
    • Eliminasi : BAK dan BAB
    • Personal Hygiene
    5. Pemeriksaan Fisik / Head To Toe

    Diagnosa Keperawatan
    1. Gangguan integritas kulit b.d. inflamasi dermal dan epidermal
    2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. kesulitan menelan
    3. Gangguan rasa nyaman, nyeri b.d. inflamasi pada kulit
    4. Gangguan intoleransi aktivitas b.d. kelemahan fisik
    5. Gangguan Persepsi sensori: kurang penglihatan b.d konjungtifitis

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan Prilaku Kekerasan

    | | 0 comments


    Pengertian Perilaku Kekerasan

    Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).

    Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993).

    Tanda dan Gejala :
    1. Muka merah
    2. Pandangan tajam
    3. Otot tegang
    4. Nada suara tinggi
    5. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak
    6. Memukul jika tidak senang
    Penyebab perilaku kekerasan

    Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

    Frustasi, seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan.

    Hilangnya harga diri ; pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya.

    Tanda dan gejala :
    1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
    2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
    3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
    4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
    5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya. (Budiana Keliat, 1999)

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan Penyimpangan Seksual

    | | 0 comments


    Pengertian

    Sex merupakan kegiatan fisik, sedangkan seksualitas bersifat total, multi-determined dan multi-dimensi. Oleh karena itu seksualitas bersifat holistik yang melibatkan aspek biopsikososial kultural dan spiritual

    Proses Perkembangan Kesadaran Diri terhadap Seksualitas

    Tingkat kesadaran diri perawat terhadap seksualitas mempunyai dampak langsung pada kemampuannya melakukan intervensi keperawatan, menurut Stuart & amp; Sundeen (1995), empat tahap proses kesadaran diri meliputi :

    1. Tahap Ketidaksesuaian Kognitif.dapat diatasi dengan :
    • Menghindari tanggung jawab profesional dan tetap berpegang pada keyakinan pribadi
    • Memeriksa fakta bahwa seksualitas merupakan bagian integral dari keadaan manusia
    2. Tahap Ansietas
    • Perawat mengalami ansietas, rasa takut dan syok
    • Perawat menyadari bahwa semua orang mengalami ketidakpastian, merasa tidak aman, bertanya-tanya dan bermasalah yang berkaitan dengan seksualitas
    3. Tahap Marah
    • Kemarahan umumnya ditujukan pada diri sendiri, klien dan masyarakat
    • Perawat mulai mengakui bahwa masalah yang berkaitan dengan seks dan seksualitas bersifat emosional
    4. Tahap Tindakan
    • Pada tahap terakhir ini, perasaan marah mulai berkurang
    • Perawat mulai menyadari bahwa menyalahkan diri sendiri atau masyarakat karena ketidaktahuannya, tidak akan membantu klien dengan masalah seksualnya

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan Waham

    | | 0 comments


    Pengertian

    Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999).

    Tanda dan Gejala :
    1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan
    2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
    3. Curiga
    4. Bermusuhan
    5. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
    6. Takut, sangat waspada
    7. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
    8. Ekspresi wajah tegang
    9. Mudah tersinggung (Azis R dkk, 2003)
    Penyebab

    Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.

    Tanda dan Gejala :
    1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
    2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
    3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
    4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
    5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya. ( Budi Anna Keliat, 1999)
    Akibat dari Waham

    Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

    Tanda dan Gejala :
    1. Memperlihatkan permusuhan
    2. Mendekati orang lain dengan ancaman
    3. Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai
    4. Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan
    5. Mempunyai rencana untuk melukai

    Readmore..

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan Halusinasi

    | | 0 comments


    Pengertian

    Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari, 2001).

    Halusinasi adalah persepsi sensorik yang keliru dan melibatkan panca indera (Isaacs, 2002).

    Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003).

    Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).

    Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tidak ada sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima indera tersebut (Izzudin, 2005).

    Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart, 2007).
    Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah dan musik dalam keadaan sadar tanpa adanya rangsang apapun (Maramis, 2005).

    Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).

    Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh para ahli mengenai halusinasi di atas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indera terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata. Sedangkan halusinasi pendengaran adalah kondisi dimana pasien mendengar suara, terutamanya suara–suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.

    Readmore..
    free web site traffic and promotion
     
    © Copyright 2010. yoedhasflyingdutchman . All rights reserved | yoedhasflyingdutchman is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com